Merintih diantara perih dan lirih.
Antara aku dan dia.
Pijakkan kaki ku tuk menemani bayang mu.
Ku ikuti arus tapak kaki mu melangkah.
Senyuman mu selalu mewarnai.
Dijemari ujung bibir mu menanti.
Aku setia menanti.
Dan kau setia diantara penantian ku dan kasih mu.
Saturday, 29 June 2013
Apatis
Siapa peduli siapa??
Siapa peduli apa??
Siapa peduli pada apa??
Dan..
Siapa peduli bagaimana??
Siapa peduli apa??
Siapa peduli pada apa??
Dan..
Siapa peduli bagaimana??
Wednesday, 26 June 2013
Simbiosis Mutualisme
Mau ku suka kau.
Mau kau suka ku.
Suka ku mau kau.
Suka kau mau ku.
Mau ku kau suka.
Mau kau ku suka.
Suka ku kau mau.
Suka kau ku mau.
Ku suka kau mau.
Ku suka mau kau.
Kau suka ku mau.
Kau suka mau ku.
Ku mau kau suka.
Ku mau suka kau.
Kau mau ku suka.
Kau mau suka ku.
Mau kau suka ku.
Suka ku mau kau.
Suka kau mau ku.
Mau ku kau suka.
Mau kau ku suka.
Suka ku kau mau.
Suka kau ku mau.
Ku suka kau mau.
Ku suka mau kau.
Kau suka ku mau.
Kau suka mau ku.
Ku mau kau suka.
Ku mau suka kau.
Kau mau ku suka.
Kau mau suka ku.
Abdi Mesum
Kelopak Kriput terus ku susuri.
Mawar hampir mati ku sirami.
Kubelai bunga-bunga di taman orang.
Tak perduli ku tubuh terancam parang tuan.
Ku sisiri benang kusut.
Ku nikmati parang-parang berterbangan.
Mawar hampir mati ku sirami.
Kubelai bunga-bunga di taman orang.
Tak perduli ku tubuh terancam parang tuan.
Ku sisiri benang kusut.
Ku nikmati parang-parang berterbangan.
Patriarki
Nama ku patriarki.
Aku senang dengan hobi menelanjangi hak perempuan.
Nama ku patriarki.
Ku berjalan dengan kaki menginjak kesetaraan.
Nama ku patriarki.
Kasur adalah doktrinasi ku.
Nama ku patriarki.
Coba jabat tangan ku.
Sampai kapanpun, kau takkan bisa menjatuhkan ku.
Aku senang dengan hobi menelanjangi hak perempuan.
Nama ku patriarki.
Ku berjalan dengan kaki menginjak kesetaraan.
Nama ku patriarki.
Kasur adalah doktrinasi ku.
Nama ku patriarki.
Coba jabat tangan ku.
Sampai kapanpun, kau takkan bisa menjatuhkan ku.
Rapuh
Helai demi helai menguning.
Satu demi satu mulai memijakkan pada bumi.
Tinggal menghitung, berapa helai lagi yang akan berguguran.
Setiap helai menjadi ranting.
Dan menunggu.
Kapan ajal menjemput.
Satu demi satu mulai memijakkan pada bumi.
Tinggal menghitung, berapa helai lagi yang akan berguguran.
Setiap helai menjadi ranting.
Dan menunggu.
Kapan ajal menjemput.
Mimpi
Cinta itu kamu.
Kamulah cinta.
Nama mu, terpahat indah dalam hal ini.
Kamulah cinta.
Bersama kerinduan tiada tepi.
Niscaya sakti, kaulah si empunya.
Kamulah cinta.
Dari segala kelebihan mu, aku pilu.
Dan segala kekurangan mu, aku rindu.
Kamulah cinta.
Tiada yang dapat ku persembahkan, kamu.
Tiada yang dapat ku kiaskan, kamu.
Aku tau.
Kamulah cinta.
Tak tebayang tuk harapkan mu.
Bahkan untuk menjalani kenikmatan fana.
Aku berotasi, berputar.
Disekeliling bayang, kamu.
Kamulah cinta.
Mencintai mu bukanlah arti.
Memiliki mu hanyalah dini.
Mengertikan mu adalah mimpi.
Kamulah cinta.
Nama mu, terpahat indah dalam hal ini.
Kamulah cinta.
Bersama kerinduan tiada tepi.
Niscaya sakti, kaulah si empunya.
Kamulah cinta.
Dari segala kelebihan mu, aku pilu.
Dan segala kekurangan mu, aku rindu.
Kamulah cinta.
Tiada yang dapat ku persembahkan, kamu.
Tiada yang dapat ku kiaskan, kamu.
Aku tau.
Kamulah cinta.
Tak tebayang tuk harapkan mu.
Bahkan untuk menjalani kenikmatan fana.
Aku berotasi, berputar.
Disekeliling bayang, kamu.
Kamulah cinta.
Mencintai mu bukanlah arti.
Memiliki mu hanyalah dini.
Mengertikan mu adalah mimpi.
Subscribe to:
Posts (Atom)