Seperti nestapa yang melekat erat padamu..
Bersama waktu yang tak selalu lekang oleh waktu..
Dan aku tak ingin lagi menghirup aroma dari raut wajahmu..
Yang selalu datang dalam mimpiku..
....,
Pada bahagiamu, aku meminjam sendi..
Pada wajahmu, aku meminjam cahaya..
Pada malam, yang menggemakan deringan mantra-mantra titipan masalalu..
Kaki-kaki rindu menjadi kita dan gelap akan selalu menjadi cahaya..
Adalah malam-malam gelap yang senantiasa memaksaku bercengkrama pada kesepian..
Menulis kata-kata tanpa makna, hanya untuk bercengkrama pada kesepian..
....,
Kini, aku menyerahkan diri kepada sastra..
Kehidupan memaksaku untuk menggali lebih dalam..
Selalu tersimpan misteri dibalik makna yang terus disembunyikan..
Maka, aku bersama hembusan angin datang kepadamu..
Didalam fikirku aku bercengkrama atas nama sepi..
Demi segala rindu yang selalu ku enyah dipelukan pilu..
Yang tahan segala uji dan menolak segala puji..
....,
Dan aku tak ingin lagi menghirup aroma dari raut wajahmu..
No comments:
Post a Comment