Sunday, 12 March 2017

Demikian Aku

Dalam setiap kebahagiaanmu, aku turut berbahagia.

Kau selalu terucap dalam doa, menjadi mimpi dalam tidur dan inspirasi untukku.

Aku tidak akan menjauh atau mendekat, aku akan berjarak tapi tak pernah meninggalkan.
Aku akan selalu ada.

Seperti kau bilang, kau selalu peduli.
Demikian aku.

Seperti kau bilang, hatimu tak bisa berbohong.
Demikian perasaanku.
Aku tidak akan mencari lagi.
Dan mungkin juga aku akan berhenti menunggu.

Aku tidak akan meminta apapun, kecuali kebahagiaanmu sendiri.

Seperti itulah caraku mencintaimu, dengan diam.

Aku tidak menyerah untuk apapun, karena aku tahu tidak ada yang bisa diperjuangkan untuk diraih.

Aku mencintaimu, akan selalu seperti itu.

Suatu waktu ingin berbagi bersamamu, ingin dijaga olehmu, dipeluk hangat tubuhku.
Aromamu yang masih begitu lekat di indraku.

Tapi aku tahu, aku terlalu mencintaimu untuk bisa memaksamu.

Seperti yang kau bilang, sayang tidak bisa memaksa.
Demikian aku.

+NZ

Jadilah matahariku, yang hanya kepadamulah aku akan muncuri cahaya untuk menerangi setiap hitamku.

Jadilah matahariku, yang hanya kepadamulah aku berputar. Berotasi dan berpusat padamu, selalu.
Seperti bumi mengelilingi tata surya dengan matahari sebagai porosnya, Sesetia ituah aku akan  menjadikanmu poros dalam hidup.

Jadilah matahariku, yang hanya kepadamulah aku meminta hangat saat dingin menyapa dan angin berhembus terlalu kencang.

Jadilah matahariku, yang hanya kepadamulah aku tersenyum.
Karena aku tahu saat hujan badai dan langit gelap, kau selalu ada dibaliknya dan siap merengkuh resahku.

Jadilah matahariku, yang hanya kepadamulah aku rela terbakar karena cemburu yang menggebu.
Tak rela kau termiliki semesta selain aku.

Jadilah matahariku, dan biarlah aku jadi segalamu.