Tuesday, 12 June 2012

Ruang Kosong

Malam ini, diruang ini.
Aku menyendiri.

Lelah batin yang menyeruak, ku biarkan menggerogoti tiap jengkal asa.

Sesak;

Ada sebuah kabar ketika mendapatkan pesan memanggil.
Aku bergegas menanggapi dengan segala keikhlasan ku.

Aku tiba di suatu tempat dan dihadapkan oleh suatu pilihan.

Aku memilih;

Pilihan ku menjadi perbincangan panas malam ini.
Luapan emosi tersampaikan walau lewat jemari raut wajah yang nyata.

Aku sadar dengan apa yang aku lakukan.
Diawal berjalan lancar dengan paradigma yang aku buat.

Mereka rela;

Sayang di satu sisi adanya desakan bertubi membuat aku mengeluarkan sebuah statment.
Statment itu harusnya tidak terungkap dan semua akan cepat berakhir.

Kacau;

Aku tersungkur tajam.
Aku tak tau berapa lama akan bertahan.
Bahkan aku hidup dengan merasakan mati.

Miris;

Aku terdesak diantara tiap perkataan mereka.
Tapi aku bisa mengantisipasi dengan tingkah polos ku.

Dan aku berfikir...
Apa yang akan terjadi selanjutnya??

Aku takut memikirkan hal itu.
Memikirkan bahwa ada sebuah kenangan dibalik semuanya.
Kenangan yang bahkan aku sadar bukan tercipta diantara mereka.

Benar, kenangan individu diantara aku dengannya.

Bodoh;

Sudah lama aku menantikan saat ini.
Yang bahkan gagal akibat statment tak berkepanjangan dari diri sendiri.

Sesal;

Di ruang ini.
Ku luapkan segala kekesalan ku.

Ku buka helai demi helai benang yang menempel pada tubuh ku.
Ku coretkan seluruh kebodohan ku malam ini.

Kesal;

Terjerumus didalam satu masalah yang vital.
Masalah perasaan.

Perasaan yang bertumpu terlalu besar untuk mengorbankan perasaan lain.
Aku ingin mematikan setiap perasaan itu.
Tapi aku tidak mampu.

Pasrah;

Dunia sosialis ku pun mati.
Arah pandangan ku pun berubah menjadi abstrak.

Tidak tau mana arah yang aku tuju.
Tapi aku tetep berjalan.

Ruang kosong ini menjadi saksi dimana aku diam.
Aku bungkam kata tanpa dasar.

Aku mungkin tidak bergelimpangkan air mata.

Tapi hati ini menangis.

Pilu mendalam;

Aku merasakan bahwa benar, aku salah.
Aku salah melangkah dari awal.

Niat baik ku menjadikan aku terjebak dalam sebuah dileima.

Tidak bisa melawan;

Pasrah ku membawaku ke dalam dunianya jauh lebih dalam.
Membangkitkan heporia dan rasa traumanya juga.

Tapi itulah aku.
Kesamaan hal bukanlah settingan awal.
Aku bahkan tidak mengerti sejauh mana aku melangkah di hatinya.

Yang aku tau.
Aku hanya berjalan mengikuti jejaknya dan aku jatuh cinta padanya.

Buta;

Mengapa terjadi peristiwa ketika aku menghilangkan peran seseorang demi orang lain??
Dan lebih jauh.
Aku tanpa sengaja menghilangkan peran orang lain tersebut!!

Inilah kuasa atas segala tindakan.

Ruang ini adalah sahabat terbaik dalam penyampain tiap rangka kata yang tak terucap.

Menangis;

Ku hapuskan segala resah ini.
Ruang kosong ini adalah kediaman berharga dalam keadaan muram.

Aku akan menjadi aku yang sesungguhnya.
Dan aku akan menjadi diri yang memang seharusnya.

Walau aku...

Tak akan bisa lepas dari perasaan bersamanya.

Dan aku...

Akan terus melawan perasaan untuk menghargai perasaan yang lain...

No comments: