Monday, 8 May 2017

Bisik

Aku tahu, Kamu tahu, Kita  tahu.
Bahwa rasa yang tumbuh  dan bernaung di dalam hati sekian lama ini menunggu detik agar dapat terwujud menjadi peluk.
Dimulai dari kata, lalu kalimat dan diakhiri suara.
Bisikkan suara itu didekat kuping kananku, lalu biarkan semua menerobos hingga ke hati.

Enyahlah…
Bila ruang harus menyekat rasa ini.
Aku akan senantiasa menyeru pada detik.
Agar nanti, aku akan temukan kita di ujung hari.

Enyahlah…
Meski bulan tak menampakkan sinarnya.
Ruang masih setia menyekat kita.
Dan lagi-lagi aku senantiasa menyeru pada detik.
Agar aku dapat menemukan serambi di taman surga.

Enyahlah…
Jika langit menggulung mendungnya dan menghujamkan ribuan bintik.
Dan laut menyapu serta menggulung kan amarahnya hingga menyapu karang yang tegar.
Serta tanah, yang terkuak menenggelamkan harapan yang besar, hingga akhirnya Tuhan menyeru membisik kepada para Malaikatnya.
Bertebaranlah, lalu sayatlah ribuan jiwa-jiwa yang terdampar.

Sampai titik terapapun mataku akan tetap mencari wujudmu.
Sampai titik terapapun telingaku meraba udara untuk sekedar mencari suaramu.
Sampai titik terapapun berjalan mengukir langkah, berjejak, mengejar bayang pasifmu apapun yang kau lakukan.
Seperti apapun kau menolak, cinta akan tetap ada.
Tetap berada disana.
Setia disana.
Akan menunggumu untuk menarik dan mengakui keberadaannya.
Kamu dan aku paham akan hal itu.

Kita bergitu berbeda.
Tak pernah sama.

Kecuali...
.
.

CINTA.

No comments: