Wahai engkau..
Terkutuklah aku yang mencintaimu.
Karna saat ini aku bukanlah
yang terpilih.
Sedang kini, aku menghinakan diri padamu.
Kini, malaikat pun tak dapat menulis pada garis takdir yang ada.
Karna ia akan dicambuk, dicampakkan dan dikucilkan apabila mendustai si empunya.
Wahai engkau...
Seperti bintang
di langit luas yang menampakkan kilaunya.
Aku setia untuk selalu melemparimu dengan batu, dengan harapan kamu akan lekas jatuh menimpaku.
Tapi batu itu kembali
memukulku, bukann kamu yang ku harapkan.
Aku menangis, kau hanya terdiam, membisu, kaku, membeku.
Kau tertawa, aku
terpaksa mendengarkan.
Aku merasa seperti terkena kutukan. benar-benar terkutuk.
Jika kau tak mau bercinta denganku, Setidaknya jangan kau ludahi hingga aku ternggalam.
Lebih baik bunuh saja aku, dengan senyum mu.
Tusuk aku dengan ciuman mu yang serupa belati.
Untukku, cinta adalah engkau.
Dan untukmu, cinta
adalah kepuasan.
Disisi lain aku selalu lemah padamu, pada kita.
Jika saja ada dua dunia.
Dan tidak ada kau didalamnya.
Semua tidak akan menjadi serumit ini.
No comments:
Post a Comment