Kasih...
Kau laksana cermin yang berada dalam resonani jiwa.
Yang kan selalu menggetarkan hati hingga ke jiwa dan raga.
Dan kan selalu menghantarkan kehangatan bara.
Dari tiap bekunya hati sang kelana.
Kasih...
Kesetiaan mu agung pada dera kerinduan ini.
Kau bagai pantai menanti ombak didalam pelukan.
Yang terus terendam pada dalamnya kebisuan.
Kasih...
Kau seperti bunga yang menjaga tinggi kucupnya.
Pucuk demi pucuk kasih mu tak juga kian meredup.
Kau mencumbui lautan sukma yang kuyup.
Dalam serenade desiran angin bertiup sayup.
Kasih...
Kau selalu memupuk karang demi karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu.
Selalu meleburkan kebimbangan sang peragu.
Disaat luka kuburkan semburat hasrat sang perindu.
Pada saat kelam kelabu cerita masa lalu.
Kasih...
Butiran demi butiran hujan yang jatuh selayaknya mutiara.
tersekat dan terbungkus rapih didalam kado asa.
untuk siap kau buka jika saatnya tiba.
Andaikan mampu ku sibak jendela masa.
Kasih...
Kau sanjung puji didalam serambi janji.
Terucap lugas pada paras mu yang sejati.
Demi ikrar atas cinta suci.
Rekatkan dua hati yang terpati.
No comments:
Post a Comment