Wednesday, 15 May 2013

Lakon Badut Tua




Senyum ku malam ini, adalah yang teriang.
Memulas ujung bibir teramat manis.

Binaran mata ku, lebar membelalak.
Lengkap sudah senyum ku di akhir periode ini.

Tanpa blush-on.
Pipi ku cukup sekal untuk mengisyaratkan senyum mahal.
Bibir ku tak perlu merah untuk sebuah pamor.

Pijaran cahaya bulan pasti menemani senyum renyah ku.
Aku kan selalu buat mu tersenyum bahagia.

Saat kau disisi ku.
Aku kan selalu menjadi orang yang membuat mu bisa melepaskan banyak senyum bahagia.
Aku kan menjadi orang yang menyenangkan.

Kamu harus bahagia.
Kamu bisa bahagia dan layak berbahagia.

Peran ku sangat luar biasa untuk sebuah lakon.
Bersyukur atas episode di akhir periode ini.
Rasa syukur terpanjat dengan berlalunya peran lakon ku.

Ku lemaskan otot-otot tegang tawa ku tadi.
Tersungkur aku disudut malam yang hitam.

Punggung mu tak lagi kudapati disana.
Bayang mu pun hilang bersama senyum sumringah mu.

Aku berhasil membahagiakan dan manguatkan mu lagi malam ini.
Pulanglah, Kembalilah pada hidup mu.
Kaki mu sekarang cukup kuat tuk memijak.

Celoteh mu sekarang banyak bercerita tentang esok yang benderang.
Aku akan selalu disini tuk menghibur mu dalam tawa.

Tiap kali kau hampiri aku.
Kau harus pulang dengan pijakan pasti.
Kau harus kuat untuk benderang esok hari.

Biarkan disini aku menghitam.
Dalam malam tanpa sinar bulan.
Berkeluh kasih pada sepi.
Berselimutkan resah.

Seperti saat ini.
Ku lemaskan rongga otot yang menegang.
Ku pijat tubuh tua ku sendiri.
Tanpa mu.

Aku tetap akan berperan menjadi badut.
Yang akan siap menghibur mu.
Terus dan selalu.
Aku kan selalu meninggikan mu, tanpa jeda.

No comments: