Diujung
jalan dia menanti.
Dengan
pakaian dibawah selangka.
Berhias
menor demi sedikit upah atas jasanya.
Dia melempar
senyum dengan tatapan genit walau setengah hati.
Melambai
rayu setiap pejalan kaki adam.
Hati
kecilnya pun berkata…
Adakah hari
tanpa seperti ini??
Adakan masa
menikmati sisa hidup duniawi??
Matanya pun
melebam.
Berkaca-kaca
pada kehidupan.
Berharap
keadilan atas dunianya pada Tuhan.
Diujung
malam masih menunggu.
Dengan sedikit
harapan untuk penyambung hidupnya.
Diantara
dosa dan kenistaan.
Pojokkan
taman kota lama itu menjadi saksi.
Dia duduk
bersimpul.
Memohon
segala ampun dan berharap mendapat kelapangan atas dosanya pada Tuhan.
Hati
kecilnya mengis, meronta.
Berjalan
tersiak gontai terisak.
Dia
meneruskan jalannya menelusuri tiap sudut kota lama.
Dengan
lemahnya dia menyusur dan melempar senyum.
Lalu hilang
ditelan pagi buta…
No comments:
Post a Comment