Nanar nan
tersamar yang selalu ada didekat ku.
Tersamar
bias akan keangkuhan mu.
Melupakan
kisah kasih yang terajut dalam benang sutra.
Terhempas
bak bulu-bulu domba tak berguna.
Aku
diasingkan dari pedalaman sisi hati mu.
Aku laksana
hidup tanpa tuah.
Kini…
Tak lagi kan
kuingat kisah tentang mu.
Ku lempar
jauh kedalam sumur tak berujung.
Agar kau mengerti
sakit yang tak berujung.
Aku bersama
sejuta mahabbah dalam jiwa.
Yang kau
tampar tajam.
Aku dengan
sejuta kasih.
Yang kau
buang semu.
Kini…
Akan kau
dapati aku angkuh akan cambukkan mu.
Aku pun
tegar dalam tajamnya bising mu.
Harap ku
untuk kau mati dalam angkuh mu.
Untuk mu
mati dalam ego mu.
Hingga
tersadarkan kamu dalam nyata mu.
Tersadar
bahwa aku sebagian dari kamu.
Nanar ku
dalam bias.
Bias yang
bahkan tak berujung dan pasti.
No comments:
Post a Comment